Rabu, 05 Mei 2010

Brutalisme dan Vandalisme Pelajar Ketika Pengumuman Berlangsung

Salah satu kebiasaan lama dan berlangsung setiap tahunnya yang dilakukan anak-anak yang lulus Ujian Nasional (UN) terhadap pengumuman hasil Ujian Nasional yaitu fenomena corat-coret seragam. Biasanya anak-anak yang berhasil lulus UN mengungkapkan kebahagiaan melalui corat-coret seragam. Tidak semuanya anak-anak yang lulus melakukan kegiatan yang menurut orang banyak sangat tidak ada gunanya. Akan tetapi sebagian yang lulus melakukan corat-coret seragam sebagai ritual lulus Ujian Nasional karena menurut sebagian mereka Ujian Nasional momok dan jika berhasil lulus harus dirayakan keberhasilannya.

Sayang sebenarnya ritual corat-coret seragam itu terjadi. Berapa banyak seragam yang dicorat-coret oleh para siswa tiap tahunnya? Berapa banyak siswa kurang mampu yang membutuhkan seragam? Banyaknya seragam yang dicorat-coret seharusnya masih bisa berguna ketimbang dibuang karena sudah tidak layak untuk disimpan lagi. Biasanya seragam yang mereka corat-coret sepatutnya layak untuk disumbangkan dari pada dibuang. Para siswa tersebut harus berpikir ulang untuk melakukan hal tersebut karena banyak orang yang tidak mampu untuk membeli seragam.

Memang setiap kelulusan harus dirayakan. Akan tetapi cara seperti itu sudah tidak banyak berguna dan merugikan banyak orang. Para siswa yang lulus banyak menghambur-hamburkan uang untuk membeli pilox dan spidol yang harganya cukup mahal dan biasanya pilox tersebut dibutuhkan siswa yang lulus dengan jumlah yang sama. Disamping corat-coret, contoh aksi corat-coret yang merugikan masyarakat. Salah satu contohnya dikutip dari kompas.com. Sejumlah siswa meluapkan kegembiraan mereka dengan berkonvoi mengelilingi ruas jalan di Kota Semarang. Konvoi kendaraan para siswa terlihat melewati jalan-jalan utama di Semarang. Beberapa di antaranya tampak tidak mengenakan helm.

Konvoi berlangsung dari pagi hingga siang. Bahkan, di beberapa perempatan jalan, arus lalu lintas sempat terhambat dan mengakibatkan kemacetan panjang. Beberapa kendaraan terlihat mengebut dan menerobos lampu merah. Beberapa polisi lalu lintas turun menertibkan kondisi jalan yang semrawut akibat konvoi tersebut.

Kasus lainnya yang membuat resah masyarakat, ketika corat-coret tersebut dibarengi dengan perayaan minuman keras. Sadar saja sudah meresahkan apalagi orang yang tidak sadar karena alcohol lebih meresahkan lagi. Perilaku dengan tidak sadar biasanya lebih gila dan sangat mengganggu masyarakat.

Kejadian yang tak kalah mengerikan lagi dilakukan para pelajar yang dinyatakan tidak lulus dalam Ujian Nasional kali ini. Mereka berulah di sekolahnya, mengumpat gurunya, merusak sekolah yang selama ini menjadi tempatnya belajar, dan masih banyak lagi keburukan yang telah mereka lampiaskan.

Begitulah realita negeri ini yang telah terkikis rasa malunya oleh hedonisme ala Barat. Kaum pelajar yang digadang-gadang untuk meneruskan pembangunan negeri ini, justru menampilkan akrobat yang tidak kalah hinanya dengan kaum jahiliyah karena tidak mengenal bangku sekolah.

Seharusnya mereka bisa merayakan cara lain yang lebih baik tentunya. Bermacam cara diekspresikan para siswa tersebut setelah tahu dirinya lulus. Ada yang melompat-lompat kegirangan, ada yang sujud syukur, dan ada pula yang langsung memeluk rekannya sambil terharu. Selain cara itu juga sangat efektif dan tentu lebih positif. Kelulusan itu adalah anugerah dari Tuhan oleh karena itu kita harus bersyukur dengan apa yang kita dapat tanpa menyusahkan orang lain.

Untuk mencegahnya pihak sekolah harus bertindak tegas dalam menindak aksi corat-coret seragam. Mereka harus melakukan sweaping apa saja yang dibawa oleh siswa ketika harin pengumuman kelulusan. Dengan demikian pihak sekolah bisa mencegah terjadinya aksi corat-coret tersebut. Selain itu pihak sekolah memantau tindak-tanduk siswanya di sekitar lingkungan sekolah. Karena biasanya mereka melakukan aksi corat-coret tidak jauh dari sekolahan. Pihak polisi pun harus membantu dalam mencegah aksi corat-coret tersebut. Biasanya pihak polisi memantau dan apabila ada sesuatu kejanggalan atau peristiwa yang tindak diinginkan dalam peristiwa tersebut bisa ditindak lanjutin dengan cepat.

Sementara itu pihak Dinas Pendidikan seharusnya membuat sistem baru mengenai pengumuman kelulusan. Sistem online salah satunya, dengan sistem online siswa tinggal mengakses tanpa perlu lagi datang sekolah. Dengan demikian corat-coret bisa dihindarkan dengan hasil pengumuman kelulusan sudah diketahui dirumah tanpa harus ke sekolah terlebih dahulu.